Thursday, January 8, 2009

YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

Jalan – jalan merupakan hal yang menyenangkan. Alkisah seorang pemuda yang sedang jalan – jalan ke kota Yogyakarta

Hari 1 tanggal 17 Desember 2008

18:30 dimulai perjalanan dari kostan Komp. AL ke Pondok Labu, angkot Rp. 2000. Pondok Labu – Blok M, Bus ¾ Rp. 2500. Blok M – Gambir rencana menggunakan Busway – cancel (jam sudah menunjukan 19:20, menghindari telat) – menggunakan Taxi Rp. 31000

19:55 tiba di Gambir, loket – Tiket Argo Lawu (Solo Balapan) ke Yogyakarta Rp. 250000 (informasi untuk Tiket Kereta Taksaka habis). Kerata berangkat jam 20:00, tinggal 5 menit menuju Kereta di jalur 1 (salah masuk jalur, jalur 3, lari turun naik tangga, cape dee....


Tiket Argo Lawu

20:00 kereta Argo Lawu berangkat dari Gambir menuju Solo, transit di Yogyakarta. Fasilitas yang dapat dinikmati : AC, selimut, bantal dan snak berat (roti 2 buah)


Dalam kereta Argo Lawu


Nonton TV

Hari 2 tanggal 18 Desember 2008

04:30 kereta tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta. Mencari Masjid – Solat Subuh, karena tidak tahu dimana lokasi, dari stasiun tugu (pintu utama) jalan menelusuri jalan P. Mangkubumi, sampai akhirnya bertanya dan ditawari ojek, Rp. 10000, untuk dianatar ke Masjid – NUR (sekitar jalan Kranggan)

05:00 keluar dari Masjid, jalan kaki menelurusi jalan Kranggan – Magelang – Kayi Mojo (tempat saudara). Segarnya pagi di Yogyakarta

05:30 tiba di tempat saudara, silaturahmi dan istirahat (lelahnya berjalan kaki – siapa suruh jalan kaki)

09:00 meninggalkan rumah, meluncur ke Jakul (Jalan KaliUrang) 5,6 Km transit ke UGM, Gd. Fakultas Teknik Elektro UGM terlebih dahulu. menggunakan Bus ¾ nomor 15 (rute???? yang jelas melewati UGM). Untuk mencapai Fakultas teknik Elektro, jalan kaki menelurusi ujung jalan Bhineka Tunggal Ika (jauh juga ternyata, melewati beberapa fakultas – kedokteran, perumahan dosen dan panasnya kota yogyakarta, rimbunnya pepohonan tinggal mimpi, terhapus bencana alam angina putting beliung yang terjadi beberapa bulan sebelumnya). Dengan bangunan yang masih bergaya zaman kolonial, tidak menghilangkan keeksotikan kampus UGM

09:15 Fakultas Teknik Elektro, isitirahat dibawah pohon rindang dengan sepoy angin melambai, menikamati kesejukannya, seolah oasis di gurun pasir, segaa…r. Ekplorasi Gd. Teknik elektro, tidak besar begitu juga dengan ruangan kuliahnya (bak menjadi mahasiswa kembali), tidak seperti gd. Fakutas lain, gd. Teknik Elektro lebih modern. Jajan kecil dikantin Fakultas Teknik Fisika – Standar jajanan kampus tidak begitu bervariasi. Kemudian, dilanjutkan ke Jakul 5,6, menelurusi jalan Bhineka Tunggal Ika – Kaliurang


Jl. Bhineka Tunggal Ika

11:30 transite di toko perlengkapan Hiking (lumayan lengkap, barang yang dijual, branded Eiger), dilanjutkan transite didepan rumah makan Padang Sederhana, jalan Kaliurang 5,6. Solat dzuhur – Masjid (lupa nama Masjid-nya)

12:20 makan siang di Warung Ayam Kriuk/Penyet (hahaha….dikira cuma ada di Gandul, menu makan malam kantor). Satu porsi sekitar Rp. 10000 (menu???? Yang jelas ayam semua dan sayur asem). Istirahat ditemani burung pipit yang manis, ayu dan imut (gemes rasanya)


Istirahat

15:20 solat ashar. Meluncur ke Amplaz. Berjalan kaki dari Jalan Kaliurang – Lingkar Utara/Ring Road (Halte Trans Jogja – Halte Kentungan) Rp. 3000. Tidak seperti Trans Jakarta, Trans Jogja menggunakan Bus ¾, begitu juga dengan Haltenya – kecil, berdesak sempit jika banyak penumpang. Bus Trans Jogja ini sepertinya masih menggunakan bahan baker premium atau solar, belum gas.Selain itu, ada full musicnya – campur sari (sing tresno ning atii....goyang mas….hehehe)


Di dalam Trans Jogja

16:30 tiba di Amplaz AKA Ambarukmo Plaza – Gede. Sebelahnya Hotel Ambarukmo, kayaknya si hotel berbintang, bintang tujuh mungkin (punyer sakit kepala kali hehehe…). Klo kata temen sih, dulu bintang lima. Mall lumayan, apalagi counter sport-nya, sport station, rebook, diadora (wuih, lumayan lengkap). Ga terlalu lama di mall, cari batere camdig FujiFilm FinePix F455 NP-40 lithium, dapat dengan harga Rp. 75000 (setelah sekian lama mencari, dari kaliurang sampai amplaz, beuh)

17:20 dari Amplaz meluncur pulang, naik Trans Jogja ke Malioboro – Gedung Agung – naik Bus ¾ nomor 19, rute Jl. KH. A Dahlan, Jl. Wirobrajan, Jl. Martadinata, Ring Road (Lingkar Barat) dan Jl. Kyai Mojo

17:00 tiba dirumah, istirahat

Hari 3 tanggal 19 Desember 2008

08:45 destination Parang Teritis – rencananya, tapi karena ga ada teman, saudara kerja dan yang diharapkan menemani, kuliah, jadi next destination ke Malioboro (parang teritis, next trip). Lagi pula bertepatan dengan hari jum’at, niat hati ingin solat jum’at di Masjid Agung Jogja. Dari Jl. Kyai Mojo naek Bus ¾ ongkos kurang lebih Rp. 2500 – 3500. rute melewati Jl. P. Diponegoro, Tugu, Jl. P. Mangkubumi dan Jl. Malioboro. Turun di ujung Jl. Malioboro deket Jl. Pasar Kembang (pasar kembang, kayaknya bayak kembang2 yang layu menunggu disiram air, hehehe…..klo kata temen, mereka disiramnya harus malam hari, ?????)

09:00 dari ujung Jl. Malioboro (Stasion Tugu), jalan kaki menelurusi Malioboro. Sesekali melihat beberapa turis local (kebanyakan anak2 sekolah yang sedang mengisi liburan sekolah) dan mancanegara (rame pada saat menjelang malam), sedang berbelanja. Dari malioboro dapat kacamata untuk sepeda dan sabuk, @ Rp. 20000, hehehe…lumayan, sepertinya bisa kurang dari harga tersebut (maklum kurang bisa tawar menawar)

09:30 di depan Gedung Agung, Jl. A. Yani dilanjutkan ke Jl. Trikora untuk memasuki alun – alun Utara


Depan Gedung Agung ke arah Malioboro

09:35 memasuki alun – alun Utara, disambut Pak Becak yang menawarkan jasa keliling Keraton, dari alun – alun Utara, Selatan dan kembali alun – alun Utara, tarif Rp. 5000. sudah termasuk penjelasan seluk beluk Keraton Jogja dan diantar ke warung gudeg favorit di Jogja, itu klo menggunakan jasa becak saya, ujar Pak Becak (mbuh namanya lupa, agus kale…agus, agus, hehehehe….), dia juga tidak setuju kalau jogja dihapus menjadi Daerah Istimewa (hidup DIY, hehehe….). seperitnya lebih mengasyikan, keliling Keraton jalan kaki, lagi pula cuaca cukup bersahabat – mendung (mendung tak berarti hujan, begitu juga hati ku, sedih tak berarti tidak jalan2. sedih karena jalan2nya sendiriii, BT BT.siapa suruh datang Jogja). Di mulai dari alun – alun Utara


Alun – alun Utara menghadap Keraton

Bold
Alun – alun Utara menghadap Jl. Trikora

Menelusuri Keraton meraba – raba jalan (maklum turis kampungan ga punya map, hehehe…Cuma punya feeling), Jl. Rotowijayan (ke kanan), ambil arah ke kiri. Masuk ke kawasan Keraton, keluar kawasan Keraton, masuk komplek perumahan, kayaknya abdi – abdi dalamnya keraton. Masuk kawasan keraton, keluar di Jl. Taman. Menelusuri Jl. Taman, mampir di Istana Air, biasa dikenal dengan nama Taman Sari. Tiket masuk, Rp. 2000 tanpa membawa kamera, jika membawa kamera tambah Rp.1500. selain itu ada Guide, jika membutuhkan, kebetulan saya tidak menggunakannya (hehehe…maaf Pak Guide, lagi ngirit). Konon Taman Sari ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hemengkubuwono I, dan dilanjutkan pembangunannya oleh Sultan Hamengkubuwono II. Fungsi Taman Sari adalah untuk tempat peristirahatan, penentram hati dan rekreasi keluarga Keraton


Dari atas pintu masuk gapura Taman Sari


Dibawah pintu masuk gapura Taman Sari arah masuk


Dibawah pintu masuk gapura Taman Sari arah keluar Taman Sari (terlihat Gapura masuk)


Tangga turun kebawah menuju kolam pemandian


Kolam Taman Sari


Kolam Taman Sari


Gapura belakang Taman Sari


Pintu masuk ke kolam kecil (kanan kiri terhubung dengan ruangan dan tangga ke menara)


Kolam kecil (ada yang narsiss bo)

10:40 perjalanan dilanjutkan menuju alun – alun Selatan (yang menurut mitos jika bisa jalan lurus melewati pohon beringin, semua keinginan terkabul). Dari Jl. Taman, menuju Jl. Ngadisuryan kemudian alun – alun Selatan. Dari alun – alun Selatan perjalan dilanjut ke alun – alun Utara untuk solat Jum’at di Masjid Keraton. Menyusuri Jl. Langenastran, Jl. Gamelan dan Jl. Suryoputran akhirnya tiba di alun – alun Utara


Alun – alun Selatan

11:30 menuju Masjid Agung Jogja untuk melaksanakan solat Jum’at dan istirahat


Depan Masjid Agung


Didalam Masjid Agung


Serambi depan Masjid


Pintu masuk Masjid sebelah kanan

13:20 perut sudah keroncongan, perjalanan dilanjut ke Malioboro, cari makan. Menurut kabar, jogja saat ini sedang rentan penyakit hepatitis, jadi harus hati2 jika jajan diluar. Sudah tidak kuat menahan lapar, akhirnya pilihan jatuh di Esteller 77, makan Bakso Special. Lokasi di Mall Malioboro (abis nyari2 KFC ga ketemu, kelamaan nyari, tar maagnya kambuh lagi)

13:40 meluncur ke Mirota Batik, perjalanan dilanjut kembali kearah Gedung Agung (Jl. A Yani). Feature yang ditawarkan banyak ragam, dari baju batik, kerajinan tangan, jajanan khas jogja, barang antik sampai aksesoris – aksesori dan pernak – pernik tubuh(sampai ada yang menjual minuman the, the ramuan jogja). Selain itu, jika sudah cukup berberlanja ada juga Restoran dilantai 3 Mirota Batik. Untuk yang mau solat ada Mushola dilantai 3


Seorang Ibu sedang membatik di Mirota Batik

18:20 sudah penat kaki ini berjalan, saat-nya kembali ke peraduan. Karena, setiap jam 5 sore kendaraan roda empat di Jojga sudah tidak beroperasi, maka dilanjutkan dengan berjalan jalan kaki (bisa sih, naek ojek, ongkos sekitar Rp. 10000 - 15000) tapi….kurang puas sepertinya jika belum keliling menelusuri jalan2 di Jogja. Berjalan berlawanan arah dengan keberangkatan dari rumah ke Malioborom, melewati monument tugu, beli bakso untuk oleh2 dirumah jogja (hehehe….tiada hari tanpa Bakso), oleh2 untuk dibawa ke Jakarta dan transit ke Stasiun Tugu untuk mencari informasi ticket pulang ke Jakarta

21:00 tiba dirumah, istirahat (capenya dan betis mengeras, tapi itu lah nikmatnya, tanpa pengorbanan tidka terasa jerih payah-nya, hehehehe….orang stress kali, pake jalan kaki)

Hari 4 tanggal 20 Desember 2008

08:00 persiapan untuk kembali ke Jakarta. Keberangkatan kereta api Taksaka jam 10:00 dan ticket Jogja – Gambir Rp. 220000. maklum akan memasuki musim liburan

10:00 kereta meninggalkan Stasiun Tugu diiringi tangis Jogja ditinggalkan diriku (mendung dan hujan), sejalan dengan kenangan manis diri ku selama di Jogja, kenangan indah, tak
terlupakan dan kegigihan meraih harapan. Semoga dilain waktu dan hari (yang tepat) bisa kembali ke Jogja, dengan penuh harapan dan semangat. Tak banyak yang terpikirkan di dalam kerta, selain kenangan – kenangan di Jogja

18:20 kereta tiba di Gambir. Solat magrib, melanjutkan perjalanan ke kosatan.

21:00 tiba di kostan dan istirahat. Mimpi indah. semoga hari - hari ku menjadi indah

1 comment:

Nia Marlyana P said...

wow, jalan-jalan ke jogja. sepertinya menyenangkan.
nia blom pernah kesana.
hiks